Pages

Jumat, 27 Januari 2012

Hey, Apa kau tahu ?

Di tempat ini, aku masih sendiri. Jam di handphone ku sudah menunjukkan pukul 06.13 yang berarti sang surya sedang siap untuk membuka matanya. Ditemani oleh kicauan burung di pagi hari ini sepertinya sudah cukup untuk membuatku tersenyum.

Segelas kopi yang sepertinya masih setia menemaniku beserta dengan sebungkus rokok yang mulai menipis jumlahnya seiring berjalannya waktu, tak menyurutkan niatku untuk tetap bertahan di tempat ini. Ini bukan pertama kalinya aku berada dalam situasi seperti ini, sendirian dalam waktu ber jam-jam lamanya. Untuk kurun waktu dua tahun belakangan ini, aku sepertinya mulai bersahabat dengannya. Bersama-sama dengan tumpukan sampah yang berserakan diatas meja tempatku bercerita di pagi ini. Rasa kantuk pun seakan dengan sabarnya menunggu untuk menggodaku. Ia sepertinya sudah hapal dimana dan kapan ia harus datang. Memaksaku untuk mengistirahatkan tubuhku sejenak dari aktivitas yang kulakukan dan kembali bercumbu dengan mimpi-mimpi indah maupun burukku. Yaah, semoga itu bukan tentangmu lagi

Berada dalam keadaan seperti ini, seakan mengundangmu untuk melintas di pikiranku. Aku tak bisa menampik hal itu. Bahkan sudah menjadi rutinitas sehari-hari ku. Ya, aku menambahkan dirimu dalam what to do list ku. Aku selalu merasa, ada hal yang janggal saat aku tidak memikirkanmu dalam sehari. Aku merasa bahwa kau merupakan bagian penting dari imajinasi ku. Hey, apa kau tahu bahwa aku membuat tulisan ini saat sedang memikirkanmu ? Kau seolah-olah menjadi pemicu semangatku untuk menulis dan melakukan hal lainnya. Tetap menjaga eksistensi dirimu dalam kepalaku merupakan salah satu hal penting yang kulakukan setiap harinya. Sedangkan di satu sisi, aku juga mulai merasa agak sulit untuk mempertahankan dirimu. Untuk melawan banyaknya godaan yang datang dan pergi hampir setiap menit, tentu saja membutuhkan usaha yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi sepertinya bukan itu hal yang ingin kubahas denganmu pagi ini. Aku ingin memberitahumu bagaimana aku jatuh hati padamu setiap harinya.
 
Memandangmu melalui selembar foto tidak akan pernah cukup bagiku untuk mengekspresikan semuanya. Terkadang muncul niat agar menghubungimu tapi tidak kulakukan. Kau tahu kenapa ? Aku tidak punya nomer ponselmu ! Haha. Mungkin kedengaran aneh bagi orang lain, tapi bagiku ini hal yang luar biasa. Bagaimana aku bisa berbicara denganmu sepuas hatiku namun tidak sampai di indera pendengaranmu. Memandangi kecantikan wajahmu tanpa pernah kau lihat. Mengagumi kesempurnaan tuhan hanya dengan melihatmu. Itu sudah cukup. Di dalam hatiku, aku selalu yakin bahwa kau adalah seorang malaikat tanpa sayap. Sebagai bukti bahwa Tuhan itu memang benar adanya dan mengirimmu ke bumi adalah salah satu bentuk kesempurnaanNya. Masih tergambar dengan jelas di kepalaku, bagaimana kau yang sangat taat menjalankan ibadah dalam kondisi apapun, membuatku semakin malu dengan diriku yang tidak bisa melakukan hal yang sama dengan yang kau lakukan.

Ini bukan pertama kalinya kujatuh cinta pada seseorang. Pernah kurasakan yang jauh lebih gila dan hebat dari yang kualami denganmu. Joker said " why so serious ?" karena hal itulah aku seakan tidak ingin membaginya dengan siapapun, termasuk dirimu dalam hal ini. Disamping alasan bahwa aku takut untuk bertukar pandang denganmu. Ketakutanku juga sebenarnya beralasan, karena aku hanya tidak ingin orang lain tahu bahwa aku tidak mampu bertumpu pada kedua kakiku jika pandangan kita bertemu.

Bukan pertama kali pula aku mendapat pertanyaan "kenapa tidak mengungkapkan langsung pada dirimu ?", "Apa kau takut?" ,"Kau ini lelaki atau bukan ?" ,"kau ini bodoh atau apa ? Mana ada orang yang tidak ingin cintanya berbalas ?". Ada kok, saya buktinya. Ayolah kawan, berbicara memang jauh lebih mudah daripada melakukan sesuatu. Kita ini bukan lagi anak kecil yang bisa berbuat seenaknya. Kita harus lebih bijak lagi dalam bertindak. Apa kau merasa tenang apabila kehadiranmu mengganggu kenyamanan orang lain ?. Bagiku, tentu saja jawabannya tidak. Mencintaimu dari sudut pandangku sendiri kurasa sudah cukup. Kau tidak perlu tahu siapa aku ini. Biarkanlah semuanya tetap seperti ini. Kalaupun suatu saat nanti kau mengetahui semuanya, semoga itu bukan dari mulutku. Karena sampai detik ini, aku masih berusaha untuk tidak kehilangan kendali akan semua ini. Semoga hal itu tidak akan pernah terjadi, selamanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar